Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

NEGARA, AGAMA, DAN POLITIK

Gambar
Oleh : ILham Nadhirin, Dosen STF Al-Farabi Kepanjen-Malang Di Indonesia, modernisasi politik nampaknya mulai melangkah ke arah sekularisasi agama dan negara. Jika benar terjadi, tentu akan menjadi sejarah baru bagi negara Ini. Diakui atau tidak, sejak awal kemerdekaan Negara Indonesia, dinamika masyarakat telah menunjukan adanya konspirasi agama dan negara dalam berpolitik. Bahkan hingga kini, konspirasi agama dan negara dalam peta perpolitikan Indonesia terlihat semakin kental. Belakangan fenomena ini menjadi perbincangan hangat di kalangan elit negara, karena munculnya tokoh non muslim mencalonkan diri sebagai calon gubernur (cagub). Kemunculan tokoh non muslim sebagai cagub ini menjadikan sebagian umat islam gentol dalam memainkan percaturan politik. Terlebih setelah tokoh itu terjerat kasus penodaan agama Islam, sebagian besar umat islam setempat semakin solid merapatkan barisan. Akibatnya suasana tegang tak terelakan, bahkan sampai terasa keseluruh

BERLITERASI MERAJUT EKSISTENSI

Gambar
Menulis merupakan sebuah hal yang sulit dan hanya kalangan tertentu saja yang bisa membudayakannya. Hal ini karena tergantung dari kebiasaan seseorang setiap harinya. Mayoritas penulis lahir dari dunia kampus dan mayoritas merupakan akademisi. Hanya sedikit sekali dunia luar yang bisa berinteraksi dengan dunia tulis menulis ini. Selain kebiasaan budaya menulis juga berasal dari kemampuan membaca yang juga cukup tinggi. Sehingga dunia tulis ini menjadi momok bagi setiap orang awam untuk memulai budaya tulis menulis. Artikel saja sangat sulit, apalagi sebuah karya buku. Kemarin, setelah melihat hasil karya anak MI Al Hidayah Betak Kalidawir yang hasil karyanya berhasil dipublikasikan dan dibukukan menjadi sebuah buku setelah mendapatkan bimbingan seorang pegiat literasi asli dari Kalidawir yang sekarang menjadi dosen di UIN Sunan Kalijogo yakni Bapak Muhsin Kalida. Saya kira seharusnya sudah bisa memberikan motivasi kepada kita yang lebih dewasa untuk bisa berkarya dan berkontrib

BANGGA MENJADI WARGA NU

Gambar
Sejak lahirnya Nahdlatul Ulama (NU) tahun 1926 oleh para ulama yang tidak asing namanya yakni Hadratus Syaikh KH. Hasyim As'ari dan didukung oleh para ulama yang lain seperti KH. KH. Khalil Bangkalan sekaligus guru dari Hadratus syaikh, KH. Abdul Wahab Hasbullah dan ulama-ulama yang lain. Nahdlatul Ulama tidak henti-hentinya untuk berkiprah mempertahankan negeri ini dari kepunahan. NU selalu setia mengawal kemerdekaan dan mempertahankan ajaran ahlus Sunnah sampai kapanpun. Sebagai warga NU yang sudah terlahir sejak kecil di lingkungan Nahdlatul Ulama. Kita patut bersyukur, karena kita mengikuti jejak para ulama dan para wali yang jelas kesanadannya yakni sampai pada Nabi Muhammad SAW. Nilai - nilai yang kita pegang selama ini harus kita yakini bahwa kebenaran sudah ditampakkan oleh Allah SWT. Dimana nilai-nilai tradisi lokal yang sudah di asimilasikan dengan budaya nilai - nilai Islam seperti maleman, tahlil dan lain-lain lambat lain sudah mulai diikuti oleh kelompok seb

URGENSI HARI RAYA SEBAGAI UPAYA MENGFITRIKAN DIRI

Gambar
Dalam kaidah agama Islam sering kita ucapkan dan kita dengarkan dalam sebuah hadits al insanu mahallul khata’ wannisyan (manusia tempatnya salah dan lupa). Dari dalil ini manusia tidak ada yang maksum (terjaga dari dosa) kecuali para nabi dan Rasul. Hal ini karena mereka adalah manusia yang mulia dan sudah mendapat kedudukan istimewa daripada manusia yang lain. Manusia sebagai makhluk sosial pasti bersinggungan dengan lingkungannya selama manusia hidup di dunia ini. Dalam interaksi ini pasti mengalami kesalahan dengan orang lain walau kadarnya yang berbeda. Sehingga perlu adanya upaya untuk saling maaf memaafkan. Kini kita dengan rasa suka cita dan senang karena kita menyambut hari kemenangan disamping itu kita juga bercampur sedih dan dengan linangan air mata bahagia kita di tinggalkan bulan Ramadhan yang penuh berkah, maghfiroh dan Rahmat Allah SWT. Banyak pelajaran dan hikmah, faidah dan fadhilah yang kita dapatkan. Kini bulan Ramadhan telah berlalu. Akan tetap

MENCARI TITIK BIRU RUH DAKWAH

Gambar
Oleh :  Siswahyudi Dosen IAIN Tulungagung Kembali ke ruh dakwah, bukan lagi al-ghazwul fikri. Kenapa mereka yang ikut pengajian model halaqah menjadi begitu mudah reaktif menyerang pihak yang berbeda? Bukankah dakwah itu mengajak, bukan mendepak; dakwah itu merangkul bukan memukul? Salah satu sebabnya adalah materi al-ghazwul fikri yang diajarkan di berbagai kelompok pengajian. Maksudnya adalah adanya perang pemikiran yang terjadi antara umat Islam dengan pihak yang hendak meruntuhkan Islam. Ditengarai, dalam konteks al-ghazwul fikri ini, banyak tokoh, ulama dan cendekiawan Islam sendiri yang sadar atau tidak sadar telah digunakan pihak musuh untuk meracuni umat Islam dengan berbagai pemikiran yang menyimpang. Mereka itu adalah musuh dalam perang pemikiran ini. Begitu inti materi yang diajarkan. Efek negatif dari materi ini maka mereka yang sudah kena indoktrinasi menganggap mereka yang berbeda pemahaman akan al-Quran dan Hadis dipandang sebagai musuh yang mau merusak

RIJALUL ANSOR PAC KALIDAWIR

Gambar
MAJLIS DZIKIR DAN SHOLAWAT "RIJALUL ANSOR" PAC KALIDAWIR Kalidawir. Pada hari Sabtu tanggal 29 April 2017 pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kalidawir Kabupaten Tulungagung mengadakan kegiatan rutinan Rijalul Ansor bertempat di Ranting Pagersari Kecamatan Kalidawir. Kegiatan ini diikuti oleh 150 anggota gerakan pemuda Ansor dan Banser di seluruh wilayah Kalidawir. Selain itu juga di hadiri oleh group sholawat dari remas masjid Baitul Amal dan juga Pimpinan Anak Cabang  IPNU Kalidawir. Dalam sambutannya ketua PAC GP. Ansor Kalidawir menyampaikan bahwa Majlis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor merupakan amanat hasil Konggres Ansor yang harus di Amini dan dilaksanakan oleh seluruh kader Ansor diseluruh tingkatan baik mulai dari tingkat ranting sampai dengan pusat. Kegiatan ini sesuai dengan namanya diisi dengan kegiatan dzikir maupun sholawat yang ada di daerah setempat. Rijalul Ansor harus digaungkan diseluruh Kalidawir khususnya dalam rangka untuk memben
Gambar
RIJALUL ANSOR, SARASEHAN DAN AGENDA BUKA BERSAMA PAC GP ANSOR DAN SATKORYON BANSER KALIDAWIR Pimpinan Anak Cabang GP. Ansor  dan Satkoryon Banser Kecamatan Kalidawir pada hari Sabtu 10 Juni 2017 mengadakan acara Rutinan Rijalul Ansor bertempat di Gedung NU Kecamatan Kalidawir Desa Karangtalun Kecamatan Kalidawir. Kegiatan Rijalul Ansor ini merupakan acara rutin yang diadakan oleh PAC GP Ansor Kalidawir pada setiap bulan secara bergilir dari ranting ke ranting. Karena bertepatan pada bulan Romadlan, kegiatan ini dilaksanakan di kantor NU Kecamatan Kalidawir bersamaan dengan agenda buka bersama dan sarasehan yang diisi langsung oleh Lembaga Bahtsu Masail (LBM) NU serta dari Ketua Cabang Rijalul Ansor Tulungagung Sahabat Lukman Hakim. Dalam sarasehan ini mengetengahkan tentang pentingnya pengelolaan zakat secara konstitusional sesuai dengan aturan qaidah agama serta ditekankan pentingnya profesionlisme sehingga sasaran zakat ini bisa secara masive terdistribusikan dengan tep